Kamis, 31 Maret 2011

Pengumpulan Data

Pengertian Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif). Merujuk pada pengertian di atas, betapa pentingnya pengumpulan data dalam proses penelitian. Tanpa data lapangan, proses analisis data dan kesimpulan hasil penelitian, tidak dapat dilaksanakan. Ada perbedaan yang cukup mendasar mengenai pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Oleh karena itu, membahas pengertian pengumpulan data tidak hanya pada pemahaman pengertiannya saja, akan tetapi perlu dipahami juga, bagaimana pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dalam pelaksanaannya tidak mesti harus langsung oleh peneliti, akan tetapi dapat dilakukan melalui pihak lain yang dipandang mampu atau kompeten dalam melaksanakan pengumpulan data. Atas dasar tersebut, maka instrumen penelitian yang akan digunakan, harus memenuhi syarat-syarat instrumen penelitian.

Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi:

a.       Data Primer: Data yang diusahakan/didapat oleh peneliti.
b.      Data Sekunder: Data yang didapat dari orang/instansi lain.


Beberapa Aspek dalam Proses Pengumpulan Data

Data apayang dikumpulkan(What)
Denganapadata itudikumpulkan(With)
Darimanadata akandikumpulkan(Where)
Kapandata tersebutdikumpulkan(When)
Bagaimanacaramengumpulkan(How)

Untuk mencapai kelengkapan, ketelitian dan kejelasan data, pencatatan data harus dilengkapi dengan:

• Nama pengumpul data.
• Tanggal dan waktu pengumpulan data.
• Lokasi pengumpulan data.
• Keterangan-keterangan tambahan data/istilah/responden.

Responden: orang yang menjadi sumber data

Metode Pengumpulan Data :

Survei/ kuesioner
Observasi (Pengamatan Langsung)
Interview (Wawancara)


Penjelasan

a.Survei adalah pengumpulan data melalui permintaan keterangan/jawaban kepada sumber data dengan menggunakan daftar pertanyan/kuesioner/angket sebagai alatnya.

Cara PemakaianKuesioner:

•Tatap muka dengan sumber data/respon den secara  kelompok atau perorangan.
•Melalui Telepon.
•Melalui Pos (surat).

Sifat:

Terdapat interaksi antara obyek yang diamati dengan pengamat/pengumpul data.

Contoh:

•Survei mengenai merk sabun cuci yang paling diminati oleh ibu rumah tangga.
•Survei mengenai sistem pengelolaan persediaan barang di Apotik “SehatSejahtera” Semarang.

Kelebihan Survei:

•Data yang diperoleh autentik, obyektif dan jujur karena berasal dari sumber data (responden) secara langsung.
•Dapat diterapkan untuk pengumpulan data dalam lingkup yang luas.
•Dalam hal tertentu, efisien dalam penggunaan waktu pengumpulan data

KelemahanSurvei:

•Ada informasi terselubung dari responden khususnya untuk informasi yang berkaitan dengan sifat, motivasi atau perilaku responden.
•Responden terkadang tidak menjawab apa adanya tetapi apa yang sebaiknya.
•Responden terlalu dibatasi pada jawaban-jawaban tertentu.
•Responden sering tidak mengembalikan kuesioner.
•Sering muncul jawaban-jawaban yang tidak diinginkan dan tidak sesuai dengan yang diinginkan .

Angket atau kuesioner, merupakan sejumlah pertanyaan tertulis digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden (orang atau subyek yang menjawab angket), tentang hal-hal yang diketahuinya. Istilah angket atau kuesioner telah dijelaskan bahwa istilah tersebut dapat untuk menyebut metode maupun alat atau instrumen.

Berdasarkan beberapa sudut pandang, kuesioner dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya:

1) Dilihat dari cara menjawab pertanyaan, kuesioner dibedakan menjadi: 
#kuesioner terbuka (menjawab dengan kalimatnya sendiri)  
#kusioner tertutup (jawaban telah disediakan). 

2) Dilihat dari jawaban yang diberikan, kuesioner dibedakan: 
#kuesioner langsung (responden menjawab tentang dirinya) 
#kuesioner tidak langsung (responden menjawab tentangorang lain). 

3) Ditinjau dari bentuknya, kuesioner dibedakan: 
#kuesioner pilihan ganda (sama dengan kuesioner tertutup), 
#kuesioner isian (sama dengan kuesioner terbuka), 
#check-list,
#responden tinggal membubuhkan tanda check ( ? ) pada kolom yang disediakan.

b.Observasi

Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar. Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll.

1) Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data. Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.

2) Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.

 Kelebihan Observasi

1) Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan yang tinggi.
2) Penganalisis melalui observasi dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan. Pekerjaan-pekerjaan yang rumit kadang-kadang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Melalui observasi, penganalisis dapat mengidentifikasikan kegiatan-kegiatan yang tidak tepat yang telah digambarkan oleh teknik pengumpulan data yang lain.
3) Dengan observasi, penganalisis dapat menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan- kegiatan, misalnya tata letak fisik perlatan, penerangan, gangguan suara, dsb.

 Kelemahan Observasi

1) Umumnya orang yang diamati merasa terganggu atau tidak nyaman, sehingga akan melakukan pekerjaanya dengan tidak semestinya.
2) Pekerjaan yang sedang diobservasi mungkin tidak dapat mewakili suatu tingkat kesulitas pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu dilakukan.
3) Observasi dapat mengganggu pekerjaan yang sedang dilakukan.
4) Orang yang diamati cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik dari biasanya dan sering menutupi kejelekannya. 
 
c. Wawancara (interview)

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.

Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif).

Sifat: Terdapat interaksi dan komunikasi antara pewawancara dengan responden.
Sebelum wawancara dimulai:
•Menerangkan maksud wawancara dikaitkan dengan tujuan penelitian.
•Menjelaskan mengapa responden dipilih untuk diwawancarai.
•Menjelaskan identitas dan asal-usul pewawancara.
•Menjelaskan sifat wawancara: terbuka atau tertutup (rahasia).

Kelebihan teknik wawancara:
1)      Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebasa dan terbuka terhadap pertanyaa-pertanyaan yang diajukan.
2)      Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaanpertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang.
3)      Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerak-gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.
4)      Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu terjadi.

Kekurangan teknik wawancara:
1)      Proses wawancara membutuhkan waktu yang lama, sehingga secara relatif mahal dibandingkan dengan teknik yang lainnya.
2)      Keberhasilan hasil wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara untuk melakukan hubungan antar manusia.
3)      Wawancara tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi tenpat yang tertentu, misalnya di lokasi-lokasi yang ribut dan ramai.
4)      Wawancara sangat menganggu kerja dari orang yang diwawancarai bila waktu yang dimilikinya sangat terbatas.

sumber :  



0 komentar: