Kamis, 31 Maret 2011

Pengumpulan Data

Pengertian Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif). Merujuk pada pengertian di atas, betapa pentingnya pengumpulan data dalam proses penelitian. Tanpa data lapangan, proses analisis data dan kesimpulan hasil penelitian, tidak dapat dilaksanakan. Ada perbedaan yang cukup mendasar mengenai pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Oleh karena itu, membahas pengertian pengumpulan data tidak hanya pada pemahaman pengertiannya saja, akan tetapi perlu dipahami juga, bagaimana pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dalam pelaksanaannya tidak mesti harus langsung oleh peneliti, akan tetapi dapat dilakukan melalui pihak lain yang dipandang mampu atau kompeten dalam melaksanakan pengumpulan data. Atas dasar tersebut, maka instrumen penelitian yang akan digunakan, harus memenuhi syarat-syarat instrumen penelitian.

Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi:

a.       Data Primer: Data yang diusahakan/didapat oleh peneliti.
b.      Data Sekunder: Data yang didapat dari orang/instansi lain.


Beberapa Aspek dalam Proses Pengumpulan Data

Data apayang dikumpulkan(What)
Denganapadata itudikumpulkan(With)
Darimanadata akandikumpulkan(Where)
Kapandata tersebutdikumpulkan(When)
Bagaimanacaramengumpulkan(How)

Untuk mencapai kelengkapan, ketelitian dan kejelasan data, pencatatan data harus dilengkapi dengan:

• Nama pengumpul data.
• Tanggal dan waktu pengumpulan data.
• Lokasi pengumpulan data.
• Keterangan-keterangan tambahan data/istilah/responden.

Responden: orang yang menjadi sumber data

Metode Pengumpulan Data :

Survei/ kuesioner
Observasi (Pengamatan Langsung)
Interview (Wawancara)


Penjelasan

a.Survei adalah pengumpulan data melalui permintaan keterangan/jawaban kepada sumber data dengan menggunakan daftar pertanyan/kuesioner/angket sebagai alatnya.

Cara PemakaianKuesioner:

•Tatap muka dengan sumber data/respon den secara  kelompok atau perorangan.
•Melalui Telepon.
•Melalui Pos (surat).

Sifat:

Terdapat interaksi antara obyek yang diamati dengan pengamat/pengumpul data.

Contoh:

•Survei mengenai merk sabun cuci yang paling diminati oleh ibu rumah tangga.
•Survei mengenai sistem pengelolaan persediaan barang di Apotik “SehatSejahtera” Semarang.

Kelebihan Survei:

•Data yang diperoleh autentik, obyektif dan jujur karena berasal dari sumber data (responden) secara langsung.
•Dapat diterapkan untuk pengumpulan data dalam lingkup yang luas.
•Dalam hal tertentu, efisien dalam penggunaan waktu pengumpulan data

KelemahanSurvei:

•Ada informasi terselubung dari responden khususnya untuk informasi yang berkaitan dengan sifat, motivasi atau perilaku responden.
•Responden terkadang tidak menjawab apa adanya tetapi apa yang sebaiknya.
•Responden terlalu dibatasi pada jawaban-jawaban tertentu.
•Responden sering tidak mengembalikan kuesioner.
•Sering muncul jawaban-jawaban yang tidak diinginkan dan tidak sesuai dengan yang diinginkan .

Angket atau kuesioner, merupakan sejumlah pertanyaan tertulis digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden (orang atau subyek yang menjawab angket), tentang hal-hal yang diketahuinya. Istilah angket atau kuesioner telah dijelaskan bahwa istilah tersebut dapat untuk menyebut metode maupun alat atau instrumen.

Berdasarkan beberapa sudut pandang, kuesioner dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya:

1) Dilihat dari cara menjawab pertanyaan, kuesioner dibedakan menjadi: 
#kuesioner terbuka (menjawab dengan kalimatnya sendiri)  
#kusioner tertutup (jawaban telah disediakan). 

2) Dilihat dari jawaban yang diberikan, kuesioner dibedakan: 
#kuesioner langsung (responden menjawab tentang dirinya) 
#kuesioner tidak langsung (responden menjawab tentangorang lain). 

3) Ditinjau dari bentuknya, kuesioner dibedakan: 
#kuesioner pilihan ganda (sama dengan kuesioner tertutup), 
#kuesioner isian (sama dengan kuesioner terbuka), 
#check-list,
#responden tinggal membubuhkan tanda check ( ? ) pada kolom yang disediakan.

b.Observasi

Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar. Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll.

1) Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data. Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.

2) Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.

 Kelebihan Observasi

1) Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan yang tinggi.
2) Penganalisis melalui observasi dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan. Pekerjaan-pekerjaan yang rumit kadang-kadang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Melalui observasi, penganalisis dapat mengidentifikasikan kegiatan-kegiatan yang tidak tepat yang telah digambarkan oleh teknik pengumpulan data yang lain.
3) Dengan observasi, penganalisis dapat menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan- kegiatan, misalnya tata letak fisik perlatan, penerangan, gangguan suara, dsb.

 Kelemahan Observasi

1) Umumnya orang yang diamati merasa terganggu atau tidak nyaman, sehingga akan melakukan pekerjaanya dengan tidak semestinya.
2) Pekerjaan yang sedang diobservasi mungkin tidak dapat mewakili suatu tingkat kesulitas pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu dilakukan.
3) Observasi dapat mengganggu pekerjaan yang sedang dilakukan.
4) Orang yang diamati cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik dari biasanya dan sering menutupi kejelekannya. 
 
c. Wawancara (interview)

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.

Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif).

Sifat: Terdapat interaksi dan komunikasi antara pewawancara dengan responden.
Sebelum wawancara dimulai:
•Menerangkan maksud wawancara dikaitkan dengan tujuan penelitian.
•Menjelaskan mengapa responden dipilih untuk diwawancarai.
•Menjelaskan identitas dan asal-usul pewawancara.
•Menjelaskan sifat wawancara: terbuka atau tertutup (rahasia).

Kelebihan teknik wawancara:
1)      Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebasa dan terbuka terhadap pertanyaa-pertanyaan yang diajukan.
2)      Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaanpertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang.
3)      Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerak-gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.
4)      Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu terjadi.

Kekurangan teknik wawancara:
1)      Proses wawancara membutuhkan waktu yang lama, sehingga secara relatif mahal dibandingkan dengan teknik yang lainnya.
2)      Keberhasilan hasil wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara untuk melakukan hubungan antar manusia.
3)      Wawancara tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi tenpat yang tertentu, misalnya di lokasi-lokasi yang ribut dan ramai.
4)      Wawancara sangat menganggu kerja dari orang yang diwawancarai bila waktu yang dimilikinya sangat terbatas.

sumber :  



Sabtu, 19 Maret 2011

Tahapan Dalam Menulis Karya Tulis Ilmiah

Tahapan dalam menulis karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut :

1. Memilih Topik dan Tema


Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah berikut ini. 

# Isu-isu yang masih hangat. 
# Peristiwa-peristiwa nasional atau internasional. 
# Sesuatu (benda, karya, orang, dan lain-lain) yang dikaitkan dengan permasalahan politik, pendidikan, agama, dan lain-lain. 
# Pengalaman-pengalaman pribadi yang berbobot. Dalam pertimbangan ini bila akan menulis karya ilmiah bidang pendidikan maka yang menjadi pertimbangan adalah topik tentang pendidikan.


Selanjutnya penulis perlu membatasi topik. Karena itu, penulis hendaknya: 

#Memilih salah satu aspek khusus dari topik yang menjadi pilihannya,
# Membatasi waktu dan ruang dari aspek yang telah dipilihnya, dan 
# Memilih peristiwa khusus dari pembatasan tersebut.


Dalam pemilihan suatu topik, penulis harus memperhatikan tiga kriteria berikut ini.
# Penulis harus mampu menangani topik yang menjadi pilihannya. 
# Penulis mempunyai keinginan yang cukup besar untuk mengerjakan. 
# Penulis mempunyai sarana, prasarana, dan waktu yang cukup untuk mengembangkan topik pilihannya.

2. Mengumpulkan Bahan


Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, penulis mulai mengumpulkan bahan. Bahan bisa didapatkan dari berbagai media cetak maupun elektronika. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan terutama yang relevan dengan topik dan tema yang akan ditulis. Pemilihan bahan yang relevan ini bisa dengan cara membaca atau mempelajari bahan secara sepintas serta menilai kualitas isi bahan. Bahan yang sudah terkumpul tersebut bisa dimanfaatkan untuk memperkaya pengetahuan penulis dan sebagai landasan teoretis dari karya tulis tersebut. 

3. Survey Lapangan


Langkah selanjutnya yaitu melakukan pengamatan atas obyek yang diteliti. Menetapkan masalah dan tujuan yang akan diteliti dan dijadikan karya ilmiah. Langkah ini merupakan titik acuan dalam proses penulisan atau penelitian.


4. Membangun Bibliografi



Bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki. Dengan demikian tujuan bibliofrafi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan.

Unsur-Unsur Bibliografi dan Contoh Penulisannya

a. Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap.
b. Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
c. Data Publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa, nomor jilid buku dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
d. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, atau surat kabar, tanggal dan tahun.

Penyusunan Bibliografi

a. Nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad.
b. Jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan abjad.
c. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan refrensi, untuk refrensi kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.
d. Jarak antara baris dengan baris untuk satu refrensi adalah satu spasi. Namun, jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.
e. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat ketikan.

Bagian-bagian Bibliografi

Suatu deskripsi bibliografi biasanya terdiri dari :

Judul                 : berisi judul artikel atau judul buku yang akan dideskripsikan
Kepengarangan : berisi nama pengarang perorangan atau pengarang badan korporasi.
Sumber             : berisi judul jurnal, judul prosiding, atau judul buku dimana informasi tersebut berada.

Data terbitan (impresium): berisi data tentang kota terbit, nama terbit, dan tahun terbit

Keterangan fisik buku (kolasi), yang berisi halaman lokasi artikel ditemukan.
Keterangan informasi, seperti kata kunci dan abstrak
Keterangan tambahan , seperti lokasi rak penyimpanan, kode call number, perpustakaan pemilik bahan pustaka, dan sebagainya

5. Menyusun hipotesis

Langkah-langkah menulis karya ilmiah yang selanjutnya  adalah menyusun dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari obyek penelitian Anda. Hipotesis ini merupakan prediksi yang ditetapkan ketika Anda mengamati obyek penelitian.

6. Menyusun rancangan penelitian

Selanjutnya menyusun rancangan penelitian sebagai langkah ketiga dari langkah-langkah menulis karya ilmiah. Ini merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang dilakukan.

7.Melaksanakan percobaan berdasarkan metode yang direncanakan

Ini langkah selanjutnya dari langkah-langkah menulis karya ilmiah yang merupakan kegiatan nyata dari proses penelitian dalam bentuk percobaan terkait penelitian yang dilakukan. Anda lakukan percobaan yang signifikan dengan obyek penelitian.

8. Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data

Setelah melakukan percobaan atas obyek penelitian dengan metode yang direncanakan, maka selanjutnya Anda melakukan pengamatan terhadap obyek percobaan yang dilakukan tersebut. Apa yang terjadi pada obyek penelitian.ini merupakan langkah-langkah menulis karya ilmiah yang kedelapan.

9. Menganalsis dan menginterpretasikan data

Langkah-langkah menulis karya ilmiah kesembilan, yaitu mengenalisa dan menginterpretasikan hasil pengamatan yang sudah dilakukan. Anda coba untuk menginterpretasikan segala kondisi yang terjadi pada saat pengamatan. Di langkah inilah Anda mencoba untuk meneliti dan memperkirakan apa yang terjadi dari pengamatan dan pengumpulan data.


10. Merencanakan Kerangka Penulisan


Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, serta mengumpulkan bahan yang relevan, penulis mulai merencanakan susunan kerangka penulisan. Wahab (1994:29) menyebutkan tiga alasan penulis perlu menyusun kerangka penulisan.

Tiga alasan tersebut adalah:

(1) penyusunan kerangka dapat membantu penulis mengorganisasikan ide-idenya,
(2) penyusunan kerangka mempercepat proses penulisan, dan
 (3) penyusunan kerangka dapat meningkatkan kualitas bahasa.




11.  Penulisan Karya Ilmiah


Setelah kerangka penulisan karya ilmiah tersusun, langkah selanjutnya yang dilakukan penulis adalah mengembangkan kerangka penulisan karya ilmiah tersebut menjadi paragraf-paragraf pengembangan.

Pengembangan sebuah paragraf harus memperhatikan hal-hal berikut ini.

(1) Pilihan kata dalam setiap kalimat dalam paragraf.
(2) Kalimat-kalimat dalam paragraf harus saling mendukung (tidak ada kalimat sumbang, yakni yang tidak mendukung ide pokok dalam paragraf).
(3) Setiap paragraf mengandung satu ide pokok yang dikembangkan dengan beberapa ide penjelas.
(4) Bahasa yang digunakan mengikuti kaidah yang berlaku.
(5) Ejaan dan tanda baca harus diperhatikan.
(6) Ada keterpaduan antara paragraf satu dengan paragraf berikutnya.



12. Merumuskan kesimpulan dan atau teori

Langkah selanjutnya dari langkah-langkah menulis karya ilmiah adalah merumuskan kesimpulan atau teori mengenai segala hal yang terjadi selama percobaan, pengamatan, penganalisaan dan penginterpretasian data. Langkah ini mencoba untuk menarik kesimpulan dari semua yang didapatkan dari proses percobaan, pengamatan, penganalisaan, dan penginterpretasian terhadap obyek penelitian.

13. Melaporkan hasil penelitian

Langkah terakhir dari langkah-langkah menulis karya ilmiah adalah melaporkan hasil penelitian. Dan, langkah inilah yang sesungguhnya merupakan proses penulisan karya ilmiah. Dengan langkah ini, maka guru atau anak didik dapat menyusun sebuah tulisan atau karya tulis ilmiah yang akan memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas personal.

sumber :
http://kolom-biografi.blogspot.com/2010/05/pengertian-bibliografi-dan-manfaatnya.html
http://www.anneahira.com/langkah-langkah-menulis-karya-ilmiah.htm
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2060113-langkah-langkah-penulisan-kti/
















Sabtu, 12 Maret 2011

Metode Ilmiah

PENGERTIAN METODE ILMIAH


Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya.

Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.”

KRITERIA METODE ILMIAH


Metode ilmiah dalam meneliti mempunyai kriteria serta langkah-langkah tertentu dalam Metode ilmiah bekerja. seperti di bawah ini.

Kriteria
1. Berdasarkan fakta

Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.

2. Bebas dari prasangka

Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.


3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa

Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.

4. Menggunakan hipotesa

Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.

5. Menggunakan ukuran objektif

Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang waras.

6. Menggunakan teknik kuantifikasi

Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating.

LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH

Secara umum metode ilmiah meliputi langkah-langkah berikut:

  • Observasi Awal
Setelah topik yang akan diteliti dalam proyek ilmiah ditentukan, langkah pertama untuk melakukan proyek ilmiah adalah melakukan observasi awal untuk mengumpulkan informasi segala sesuatu yang berhubungan dengan topik tersebut melalui pengalaman, berbagai sumber ilmu pengetahuan, berkonsultasi dengan ahli yang sesuai.

*Gunakan semua referensi: buku, jurnal, majalah, koran, internet, interview, dll.
*Kumpulkan informasi dari ahli: instruktur, peneliti, insinyur, dll.
*Lakukan eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik.
  • Mengidentifikasi Masalah
Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak. Sebagai contoh: Bagaimana cara menyimpan energi surya di rumah?
*Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas.
*Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti.
*Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen.
  • Merumuskan atau Menyatakan Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian yang seksama atas topik proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah.

*Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar hipotesis
*Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen
  • Melakukan Eksperimen
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.

Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap. 

*Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
*Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan.
*Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil.
*Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.
  • Menyimpulkan Hasil Eksperimen


Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya. Jika dapat dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut.

Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:

*Jangan ubah hipotesis
*Jangan abaikan hasil eksperimen
*Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
*Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
*Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.

TUJUAN METODE ILMIAH 

Tujuan metode ilmiah adalah  :
#Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.
#Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
#Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.

sumber :