Sabtu, 31 Oktober 2009

Susahnya Menjadikan Bangsa Ini Benar-Benar menjadi "Satu"

Indonesia memang negara yang kaya akan banyak hal..
Kaya akan Budaya... Sumber daya alam...DLL. Kekayaan yang negara kita miliki karena negara kita merupakan negara kepulauan .. satu pulau dengan pulau yang lain dipisahkan dengan laut.
Banyaknya keanekaragaman yang dimiliki penduduk indonesia sedikit banyak memberikan berbagai dampak bagi kehidupan dalam berbangsa dan bertanah air. Masyarakat pedalaman masih banyak yang yang mempertahankan atau melestarikan kebudayaan dari nenek moyang mereka masing-masing sehingga masih banyak penduduk dari bangsa kita ini yang masih primitif. Kadang kepercayaan akan sesuatu hal menurut satu orang bisa bertentangan dengan kepercayaan yang diyakini oleh sebagian orang.. hal seperti ini lah yang bisa menjadi penyebab dari berbagai perpecahan. Bila kita dapat menyikapi semua itu dengan positif seharusnya segala perbedaan dapat diatasi , bahkan bisa menjadi sesuatu yang dapat menguntungkan bagi bangsa kita.

Sulitnya menetapkan peraturan baru 

?????? Coba deh perhatikan setiap pemerintah baru saja ingin membuat uu dan baru melakukan perancangan sudah demo sana sini. Susah khan???? Mengapa semua itu bisa terjadi??? hm...  ga usah bepikir terlalu jauh ,, dengan banyaknya perbedaan dalam kehidupan berbangsa kita pun sudah bisa menjadi alasan yang cukup kuat dalam masalah tersebut. Dalam membuat peraturan baru yang mungkin itikad baik dari pemerintah untuk menjadikan bangsa ini menjadi lebih maju dan bermartabat dihadapan bangsa lain saja sudah sulit.

Disini saya tidak membela pemerintahan bahwa apa yang mereka lakukan pure 100% demi kepentingan bangsa ini . Hanya mengilas balik dari apa yang sudah saya saksikan diberbagai media.

Bangsa ini sulit menjadi satu,, yaitu satu kesatuan yang benar-benar utuh tanpa ada kepalsuan karena rakyat indonesia baik pemerintahannya ataupun masyarakatnya masih banyak yang mementingkan kepentingan pribadi sekalipun harus mengorbankan kepentingan umum / kepentingan orang banyak.

0 komentar: