Minggu, 14 November 2010

KERANGKA KARANGAN (OUTLINE)

Pengertian : Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis,logis,jelas,terstruktur,dan teratur.

Pola Susunan Kerangka Karangan ada 2, yaitu :

A. Pola Alamiah

Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam, sebab itu susunan alamiah itu didasarkan pada ketiga atau keempat dimensi dalam kehidupan manusia : atas – bawah, melintang – menyebrang, sekarang – nanti, ,dulu - sekarang, timur – barat, dan sebagainya. Oleh sebab itu susunan alamiah dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu :

a. Urutan waktu atau urutan kronologis: bahan-bahan ditulis berdasar tahap kejadian. Setipa peristiwa hanya     menjadi penting dalam hubungannya dengan yang lain. Contoh :menjelaskan proses terjadinya sesuatu.

b. Urutan ruang (sposial):Topik yang diuraikan berkaitan erat dengan ruang / tempat :dari kiri ke kanan,  dari timur ke barat, urutan geografis. 

c. Topik yang ada : Bagian-bagian diterangkan tanpa memasalahkan mana yang penting. Misal, laporan keuangan : pemasukan dan pengeluaran, bagian-bagian dalam sebuah lembaga, dll.  

B. Pola Logis

Manusia mempunyai suatu kesanggupan dimana manusia lebih sempurna dari makhluk yang lain, yaitu sanggup menghadapi segala sesuatu yang berada di sekitarnya dengan kemampuan akal budinya. Urutan logis sama sekali tidak ada hubungannya dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi kiat dengan tanggapan penulis.

Macam-macam, urutan logis yang dikenal adalah :

a. Urutan klimaks dan anti klimaks :anggapan bahwa posisi tertebtu dari sebuah rangkaian merupakan posisi yang paling penting. Terdiri dari dua :  urutan klimaks =  yang penting di akhir; urutan antiklimaks  =  yang penting di awal. Model ini hanya efektif untuk menguraikan sesuatu yang berhubungan dengan hirarki misalnya urutan pemerintahan.  

b. Urutan kausal:
    a. Sebab ke akibat : masalah utama sebagai sebab, diikuti perincian akan akibat-akibat yang mungkin             terjadi. Misal ; penulisan sejarah, berbagai persoalan sosial : kerusakan hutan, perubahan cuaca global. 
b. akibat ke sebab : masalah tertentu sebagai akibat, diikuti perincian sebab-sebab yang menimbulkannya. Misal : Krisis multidimensi di Indonesia. 

c. Urutan pemisahan masalah : Dimulai dari penyajian masalah sampai penulisan kesimpulan umum atau solusi. Contoh: Banjir di Jakarta, penyebabnya dan alternatif penyelesaiannya. 

d. Urutan umum – khusus:
     a. Umum – khusus : Hal besar diperinci ke hal- hal yang lebih kecil atau bagian-bagiannya, Misalnya uraian tentang Indonesia, lalu suku-suku dan kebudayaannya. 

b. Khusus – Umum : Sebaliknya. 

e. Urutan familitas

f. Urutan akseptabilitas 

System Penomoran Kerangka Karangan

Ada dua cara yaitu :

1. Sistem campuran Huruf dan Angka
2. Sistem Angka Arab (dengan digit)

CARA 1.

I . Angka Romawi Besar untuk  BAB
   A. Huruf Romawi Besar untuk Sub Bab
        1. Angka Arab besar
               a. Huruf Romawi Kecil
                           i. Angka Romawi Kecil
                                   (a) Huruf Romawi Kecil Berkurung
                                              (1) Angka Arab Berkurung

CARA 2.
1.
   1.1
        1.1.1
                1.1.1.1
2.  
   2.1
2.1.1
      dst. 


Syarat Kerangka Karangan yang baik

a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas. Lalu buatlah tesi atau pengungkapan masksud.
b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersbut harus dirinci.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.
 d. Harus menggunakan simbol yang konsisten. 

Macam-macam Kerangka Karangan/Outline:

a.  Berdasar Sifat Rinciannya:
     1) Kerangka Karangan Sementara / Non-formal:
          terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:
                  a) topiknya tidak kompleks
                  b) akan segera digarap
     2) Kerangka Karangan Formal:
         terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:
                  a) topiknya sangat kompleks
                  b) topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap
Cara kerjanya:
Rumuskan tema berupa tesis , kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut Kerangka Karangan Formal.

b. Berdasar perumusan teksnya
    1) Kerangka Kalimat
    2) Kerangka Topik
    3) Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik